6 Sep 2012

Senangnya Hati Ini

Bangun pagi hari ini begitu gelap. Ketika melihat ruang begitu gelap aku merasa blm melek. Setelah tersadar akan hilangnya cahaya di kamarku, aku langsung mencari penunjuk waktu. Aha! di hapeku. Oalah masih jam 3. Pikiran yang seharusnya masih fresh terganggu oleh beban durasi film agama yang blumku perpanjang. Pagi hari sudah membuat pikiranku berkerja. Lamaku berpikir bagaimana cara mengatasinya, duduk termenung. Dan akhirnya lebih baik ku tidur lagi saja.


Dalam tidurku aku masih berpikir hal tadi. Ya sudahlah aku akan membawa laptop ke sekolah. Bangun lagi sekitar pukul 4.50. Terdengar suara imam membacakan surah Al-fatihah. Aku bangun langsung menuju air kehidupan. Efek dari air kehidupan kurang berfungsi, lalu aku mengambil wudhu. Masih ngantuk mama! Kau pasti apa yang selanjutnya orang lakukan setalah wudhu. Setelah sholat akupun membuka laptop mengingat jam 5 masih berlaku paket midnight flash. Aku segera mendowload Movie Maker. Payah memang os-ku ini Movie Makernya harus download. Waktu terasa cepat sekali jika kau di depan laptop. Ah mandi, aku harus mandi untuk ke sekolah. Aku malu kalau bau. Persiapan sekolah pun beres kulakukan.

Oh man ini tas berat sekali. Aku merasa lebih pendek 2 cm. Dengan sedikit bergaya aku ke sekolah. Lumayan kerenlah bagi kalangan orang cupu. Jaket jeans ngatungku pakai waktu itu. Rutinitasku di sekolah seperti biasa kulakukan, yang biasa ga belajar ya ga belajar.

Pulang sekolah aku merasa haus, aku sengaja membeli minuman di kantin. Bertemulah aku dengan Isnaini. Seperti biasa di sedang membeli mi dengan baso. Padahal rumahnya deket. Sepertinya aku harus menyapa. Dan keputusanku benar. Aku mendapatkan kabar bahagia. Eka. Iya Eka Dian Pratiwi. Rencana yang kubuat dengan Isnaini sepertinya akan terlaksana. Setelah membicarakan Eka atas tidak berubahnya sikap dia kepadaku dan Isnaini. Kita memutuskan untuk menjalankan rencana ini.

Bergegaslah ku pulang ke rumah. Tak ingin kehabisan waktu, aku mencari tebengan. Eh alhamdulillah, dapet tebengan yang menuju bunderan. Lumayan, daripada aku membawa tas yang berat dengan berjalan. Menunggu, dan menunggu. Menanti dan menanti. Kendaraan merah angkutan pribadiku pun datang. Subhanallah, banyak sekali yang menumpang. Aku terpaksa berdempetan. Kadar oksigen semakin tipis aku segera membuka jendela mobil ini. Mantaap. Orang-orang pasti melihat ku gila, aneh, dan sinting. Dihawa yang begitu panas, aku memakai jaket. Turun dari 'angkot'-julukan angkutan pribadiku, aku segara menuju tempat ojek langgananku. Aku selalu milih di tempat itu. Disana mempunyai tarif seribu lebih murah. Sampai di rumah, uaaah terkunci. Malas sekali kuberjalan menuju rumah tanteku. Untungnya aku langsung bertemu mamaku.

Rencana langsung kujalankan setelah mamaku pergi menjemput adeku. Perasaan tegang menyelimutiku, tak lama sakit perut mulai terasa. Aku pun mulai panik. Nyetor dulu gitu? ga usah tahan kok. Selesailah sudah persiapan rencanaku dan dibarengi datangnya dvd xbox. Hari yang indah.

Waktunya berangkat GO. Disini yang seharusnya rencana selesai dengan sempurna. Tapi pada akhirnya rencana sedikit melenceng dari khayalanku. Aku meminta Arin untuk memberikannya untuk Eka. Cukup puas. Perasaan deg-deg-kan datang. Aku takut Eka ilfil denganku atas pemberianku dan Isnaini ini. Ternyata aku salah. Hell yeah!

Selamat Ulang tahun eka, tambah pinter dan imut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo komentarnya. Mungkin bisa jadi masukan untuk saya.