7 Mar 2014

Dying Will~ [Pt. 1]

Saya Reo, sebelumnya saya adalah mahasiswa sangat biasa tetapi semua terjadi ketika saya tertembak. Semua terasa gelap gulita. Kegelapan total menyelimutiku. Saya belum sempat lulus dari universitas. Bahkan belum sempat menyatakan CINTA kepadamu. Andai saja saya bisa hidup kembali.

Beberapa hari sebelum saya tertembak, saya melakukan aktivitas ngampus seperti biasa. Diawali dari bangun tidur dengan 4 alarm berbeda waktu, "hoaam, pagi-pagi udah berisik", sambil duduk dipinggir kasur lalu saya pergi ke kamar mandi untuk cuci muka. Pagi-pagi di kosan saya selalu terasa dingin. Hawa yang sangat mendukung untuk tidur lagi, tapi hari ini saya harus kuliah pagi hari. Setelah selesai persiapan ke kampus, saya langsung tancap pedal sepeda dengan cepat. 'Ikke~ saya harus lebih cepat lagi', fokus saya hanya ke jalan, terdengar angin berhembus.

Waktu tempuh saya lebih kurang 5 menit hingga sampai kampus. Tanpa pikir panjang saya langsung memakirkan sepeda dan menuju kelas dengan berlari. "Maap, saya terlambat", salam saya pada dosen. "Ya silahkan masuk", dosen hanya tersenyum dan mempersilahkan saya, "karena ini masih minggu pertama kuliah, kontrak pun belum berlaku". Kemudian saya mengambil tempat duduk agak di belakang, lalu tertidur. Pagi hari masih terasa ngantuk buatku kuliah.

"Reo, Reo, bangun", haduh teman saya mengganggu sekali. "Kelasnya udah selesai ya?", tanya saya sambil mengantuk, "ya seperti yang kau lihat". Lalu saya harus ke kelas selanjutnya dibeda ruangan. Habis tidur membuat saya lapar. Kelas sebelumnya berakhir lebih cepat dari jadwal, saya bisa ke kantin terlebih dahulu. Selalu saja saya berjalan sendiri, ke tempat yang ramai. Dikeramain kantin, saya masih dapat melihat sesosok wanita cantik yang mengalihkanku. 'Imutnya~ dia tipe saya banget', kata hatiku saat itu. Dia teman sekelasku, tapi saya jarang ngobrol dengannya. Ingin sekaliku menyapanya.

Saat semester pertama saya mengenalnya lewat acara pembentuk kepribadian, dan tak ku sangka akan sekelas. Mungkin ini yang dinamakan cinta pada pendangan pertama. Pada beberapa kesempatan saya sekelompok dan sedikit ngobrol dengannya. Hari-hari diacara itu jadi begitu menyenangkan. Mungkin kah dia memiliki rasa yang sama denganku?

4 komentar:

  1. reo, buatin blog yg kya kamu gini lahh -_- aku buat tapi jelek :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. cari template blog di google. disainnya lebih bagus dari ini, jamin dech

      Hapus
  2. Ini dari pengalaman koy? Koreksi aja: harusnya "di pinggir" (p. 2), "di beda kelas", "di keramaian" (p. 4), "di acara" (p. 5).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hampir mirip kejadian nyata, tapi ada yang saya lebih-lebihin. Ya jadi bisa dibilang fiksi.

      Hapus

Ayo komentarnya. Mungkin bisa jadi masukan untuk saya.